Yuk Intip Asal Usul Jajanan Viral yang tersedia di S’Tegal Coffee! Croffle, Odeng dan Tteokpokki

Croffle

Croffle merupakan salah satu makanan yang viral di media sosial Indonesia pada tahun 2021. Kombinasi tekstur luar yang renyah dan manis sekaligus lembut dapat kita temukan pada makanan yang satu ini. Nama croffle sendiri tercipta dari gabungan dua jenis nama yaitu croissant dan waffle. Croissant memiliki bentuk bulan sabit dengan terstur renyah dan memiliki layer lapisan pada bagian dalam, croissant merupakan salah satu jenis pastry beragi, sedangkan Waffle memiliki terstur lembut yang memiliki adonan mirip dengan pancake.

Gabungan dari adonan dan bentuk tersebut kemudian diberi nama croffle oleh seorang chef yang berasal dari Dublin, Irlandia yang Bernama Louise Lennox. Lennox kemudian mendapatkan tawaran dari Cuisine de France untuk mengembangkan idenya. Pada 2017 akhirnya untuk pertama kalinya croffle  dijual di sebuah café Bernama La Petite Boulangerine milik Cuisine de France yang berlokasi di pusat kota Dublin. Croffle yang disajikan merupakan adonan croissant yang dipanggang dengan menggunakan cetakan waffle. Croffle cocok disajikan sebagai dessert dengan topping yang bervariasi seperti saus caramel, ice cream, selai dan lain sebagainya.

Croffle mulai naik daun ketika seseorang aktris sekaligus penyanyi dari Korea Selatan, Kang Min-kyung, menyebut croffle menjadi makanan ringan favoritnya pada video pada akun YouTube miliknya. Popularitas croffle nggak hanya naik Korea Selatan, akan tetapi juga menyebar ke negara-negara lain, termasuk pada Indonesia sampai kini banyak  dijajakan pada kedai kopi & toko kudapan manis pada Tanah Air.

Odeng

Korea merupakan salah satu negara dengan kuliner unik di dunia. Faktor utama di balik popularitas kuliner negeri ginseng ini adalah pengaruh K-Pop dan K-Drama yang dinikmati banyak orang di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Makanan ini disebut odeng atau kue ikan. Dalam bahasa Indonesia disebut fish cake karena menggunakan daging ikan cincang sebagai bahan utamanya. Biasanya pasta odeng dibuat dengan campuran berbagai jenis ikan laut seperti cod dan cod. Odeng menjadi pangan nasional menyusul krisis protein yang dialami negara Korea pasca Perang Korea.

Odeng di S'Tegal Coffee

Odeng disajikan dengan tusuk yang mirip dengan tusuk sate. Namun, odeng sama sekali tidak dibuat dari usus atau jenis usus ayam lainnya, melainkan dari ikan yang dihancurkan, ikan untuk membuat odeng dicampur dengan tepung. Proses pembuatannya mirip dengan pempek khas Palembang, namun odeng terasinya berbentuk seperti daun. Adonan yang berbentuk lembaran ini kemudian dilipat dan ditusuk dengan tusuk sate hingga menjadi odeng. Beberapa orang mungkin menyebut odeng sate ala Korea.

Odeng biasanya dibuat dari ikan segar yang telah direbus, sehingga paling cocok dikonsumsi saat musim dingin atau di bawah salju. Orang Korea, terutama anak muda, suka membeli odeng di pinggir jalan saat musim dingin tiba. Biasanya odeng disajikan dengan kuah pedas dan kuah kaldu, sehingga sangat cocok untuk menghangatkan tubuh.

Tteokpokki

Tteokpokki adalah salah satu masakan khas Korea yang digandrungi di Indonesia. Tteokpokki rasanya asin, manis dan pedas dipadukan dengan kuah merah kental. Ddeokbokki atau Tteokbokk terbuat dari tteok atau tepung beras yang dimasak dengan bumbu gochujang. Tteok yang dipakai berbentuk tongkat atau silinder atau "kue ketan" dipotong-potong.

Topokki dikenal oleh banyak orang sebagai makanan jalanan yang terkenal di Korea. Terbuat dari bahan-bahan seperti tteok, kaldu ikan teri, saus cabai merah (gochujang), gula pasir, bawang bombay, daun bawang, dan fish cake. Kue ikan disebut "oemuk" atau "odeng" di Korea. Produk akuatik yang terbuat dari daging ikan dan campuran tepung, gula dan sayuran.

Tteokpokki di S'Tegal Coffee

Tteok yang dimasak dengan bumbu ini rasanya asin, pedas dan manis. Untuk membuat warnanya lebih merah, topokki sering menggunakan campuran cabai merah giling. Pada saat itu, hidangan ini terdiri dari huintteok yang dimasak dalam kecap dengan daging sapi, bagogari, tauge, peterseli, shiitake, wortel, dan bawang. Rasanya sangat berbeda dengan tteokpokki pedas yang kita kenal sekarang. Selain itu, tteok yang digunakan dapat mencakup 5 warna yang mewakili Korea: merah, kuning, putih, hitam, dan biru.

Tteok yang dimasak dengan bumbu ini rasanya asin, pedas dan manis. Untuk membuat warnanya lebih merah, topokki sering menggunakan campuran cabai merah giling. Pada saat itu, hidangan ini terdiri dari huintteok yang dimasak dalam kecap dengan daging sapi, bagogari, tauge, peterseli, shiitake, wortel, dan bawang. Rasanya sangat berbeda dengan tteokpokki pedas yang kita kenal sekarang. Selain itu, tteok yang digunakan dapat mencakup 5 warna yang mewakili Korea: merah, kuning, putih, hitam, dan biru.


Comments